Naseer, dia adalah seorang anak yang sangat pintar. Kami mengenalnya sewaktu mengunjungi Grand Bazaar. Hari itu hari Sabtu, dan dia bercerita bahwa dia ikut membantu pamannya berjualan di Bazaar setiap hari Sabtu, saat libur sekolah. Senin-Jumat dia harus sekolah, sedangkan hari Minggu Bazaar tutup. Dia berkata kepada kami, kalau mau bertemu dia lagi, kami harus datang di hari Sabtu. Pagi menjelang siang kali itu, aku mengajak Ayu untuk masuk ke Grand Bazaar. Aku sendiri sudah pernah melongok ke dalam sini sewaktu transit di istanbul tahun 2011. Kami masuk dari pintu utama di depan halte tram Beyazit. Begitu masuk, mata akan dimanjakan dengan kilauan warna warni berbagai macam barang yang dijual di dalam pasar ini. Mulai dari aksesoris wanita, berbagai macam sulaman khas Istanbul dalam bentuk sarung bantal kecil hingga besar, taplak meja, dan sprei. Tak ketinggalan lampu beraneka macam warna yang disebut dengan ‘Japanese lamp’. Entah kenapa mereka menyebutnya begitu, apa mungkin memang asal usul lampu ini dari negeri sakura? Entahlah. Tapi soal harga, yang di jual di dalam Grand Bazaar cenderung lebih mahal dibanding tempat lain. Misalnya saja kami pernah beli gantungan kunci seharga 1 TL di luar Grand Bazaar, tapi harga didalam bisa jadi 5 TL lho. Apa mungkin karena kalau di dalam mereka harus sewa tempat ya? Masuk akal juga sih.
Nah, di antara kekaguman kami melihat-lihat isi di dalam Grand Bazaar, tanpa sengaja kami melihat sosok Naseer. Dia sedang berdiri di depan toko pamannya yang menjual berbagai macam souvenir berupa kaos dengan berbagai ukuran. Kamipun mendekatinya dan pada waktu itu memang berniat membelikan kaos kecil untuk beberapa anak dari teman-teman di Innsbruck. Jadilah kami tertegun begitu disapa oleh Naseer, karena bahasa Inggris nya sangat lancar dengan artikulasi yang baik. Dia pun mempersilahkan kami masuk untuk melihat-lihat koleksi kaos yang mereka jual. Sembari memilih, kamipun mengobrol dan aku tentu saja tidak bisa tidak bertanya dan memuji baha Inggrisnya yang begitu bagus. Dia bercerita, bahasa inggris merupakan pelajaran favoritnya di sekolah dan selalu mendapat nilai bagus. Salah satu alasan dia ikut berjualan bersama pamannya adalah untuk mempraktikkan kemampuan bicaranya. Menurutku hal itu sangat membantu dan merupakan ide yang cerdas, terbukti dengan kemampuannya berbicara saat kami bertemu. Setelah selesai dia mengantarkan kami keluar toko dan berkata: "sampai jumpa lagi". Semoga suatu hari kita bisa berjumpa kembali ya. Terima kasih Naseer :)
|
Satu-satunya foto Naseer (kiri) yang aku punya |