May 24, 2010

Aku dan mereka

23.08

Sudah larut malam begini koridor itu masih juga ramai

Suara-suara yang kukenal bersahutan entah membicarakan apa, tak begitu jelas terdengar dari dalam kamarku

kadang aku heran, daya tahan mereka terhadap kantuk terbilang besar

Malam ini mendingan, karena mereka hanya mengobrol

Tapi dimalam lain, pesta dan musik tak terpisahkan dari mereka

Aku mencoba berdamai dengan situasi ini, terlebih sudah hampir setengah tahun aku dihadapkan pada situasi yang sama

Kadang ada rasa kesal dan marah, apalagi jika mereka melakukan ritual itu pada malam dimana esoknya adalah hari kerja

Aku butuh tidur kawan, teriakku dalam hati

Adakalanya aku tertidur setelah sekian lama mencoba, dan begitu sadar sudah terbangun keesokan hari dengan mata perih karena tidur terlalu larut

Tapi apa daya, bicara dengan mereka pun tak ada manfaatnya karena orang seperti diriku termasuk minoritas

Tak mau mencari masalah, jadi jalan satu-satunya adalah mencoba menikmati dan mencoba tidur walau dalam suasana segaduh apapun

Ah, inilah nikmatnya hidup dalam perbedaan

Mencoba mengerti dan memahami orang lain

Kuharap suatu saat mereka juga bisa memahami dan mengerti bagaimana perasaan orang lain yang terganggu dengan ritual mereka itu

Saatnya mencoba tidur, kuharap dapat terlelap secepat mungkin


4 comments:

  1. Tia juga punya waktu istimewa saat malam kok. Tapi lebih manusiawi dan bermakna. Qiyammullail, bermunajat dengan Allah swt. Acara begadang "ala Tia".... Sabar ya Chay .... luv u ...

    ReplyDelete
  2. amin..tetep sabar kok mam...thanks ya..luv u too..:)

    ReplyDelete
  3. ada kalanya perlu taktik jeng, misalnya, diakali dengan nyimpen terasi di common room, jadi mereka ga akan ngumpul di sana karena bau!!! hahay...kadang some tricks helps.. :-))))

    ReplyDelete
  4. Olala..sayang kemaren pas pulang nda bawa terasi..rapopo mba, tinggal sebulan lagi disitu..ku akan bertahan..hang on..hahahha..

    ReplyDelete