Jarak
tempuh dari Verona ke Madrid sekitar 2 jam penerbangan. Kami sampai di bandara utama kota Madrid sekitar jam 9
malam. Yang pertama kali tentu saja tempat makan, karena perut sudah lapar
setengah mati. Bandara ini besar dan memerlukan kekuatan ekstra untuk berjalan
dari terminal yang satu ke terminal yang lain. Sebelum makan, kami melakukan
survei kecil-kecilan tentang letak penitipan tas, toilet, stasiun metro (kereta
bawah tanah) dan juga lokasi yang nyaman untuk tidur. Ya, karena kami akan
menghabiskan malam ini dengan tidur di bandara. Keputusan ini diambil karena
beberapa alasan. Yang pertama tentu saja untuk menghemat biaya (daripada tidur
di hostel), yang kedua karena kami sampai di bandara sudah malam jadi akan
sangat rugi jika harus memaksakan diri mencari hostel. Begitulah, untung saja
kami bertiga punya pemikiran yang sama dan saling mendukung, jadi keputusan ini
tak sulit dijalankan. Dan ternyata, banyak juga traveler lain yang menjalankan
misi yang sama dengan kami yaitu menggelar alas tidur di bandara. Macam-macam posisinya,
yang datang duluan biasanya bisa dapat tempat yang nyaman dan agak tersembunyi.
Kami mendapatkan salah satu pojokan di depan counter check in suatu maskapai.
Tak apalah, yang penting bisa untuk tidur.
 |
Mempelajari peta sembari istirahat di bandara |
Kami sengaja membawa bekal beberapa
lembar koran sebagai alas. Tak lupa syal yang lebar dan jaket sebagai pengganti
selimut, serta tas yang dijadikan bantal sementara. Maklumlah karena saat itu
masih musim dingin, jadinya persiapan harus matang dan sebisa mungkin tidak
kedinginan. Yang terakhir, pasang headset di kedu kuping supaya tidak terganggu
dengan suara-suara di sekitar. Semua perlengkapan itu semoga bisa mengantarkan
ke alam mimpi.
 |
Kami bertiga berpose di bandara Barajas |
Waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi ketika aku melirik
jam di pergelangan tanganku. Ternyata sudah banyak orang yang mengantri di
samping tempat kami tidur. Counter check in untuk beberapa penerbangan sudah
dibuka. Akhirnya kamipun bangun, walau setelah semalaman tak juga bisa dibilang
tidur. Tapi sudah lumayan bisa sedikit meluruskan punggung. Setelah berkemas, kami
gantian menuju kamar mandi untuk bersih diri. Rencana pagi ini adalah
berkeliling kota Madrid dengan tujuan utama stadion sepakbola Santiago
Bernabeu, bangunan bersejarah dengan arsitektur Goudi yaitu Sagrada Familia dan
pusat pedestrian La Rambla. Tak banyak tempat yang ingin kami kunjungi karena
kami hanya punya waktu sampai jam 12 siang dan harus tiba kembali di bandara
ini untuk melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya yaitu Valencia.
 |
Dian sedang istirahat, sembari menunggu proses check in |
Jam 6 pagi merupakan jadwal metro pertama yang ada untuk
menuju ke pusat kota Madrid. Untungnya, tak perlu jauh-jauh karena stasiun
metro sudah terintegrasi dengan sistem transportasi di bandara. Jadi hanya
tinggal mengikuti penunjuk arah dengan lambang M maka disitulah stasiun metro
berada. Di bandara Madrid ini, letak stasiun metronya ada di ujung terminal
kedatangan. Kamipun membeli tiket untuk seharian karena harganya lebih murah
dibanding harga tiket sekali jalan. Pagi itu, ternyata metro tujuan ke pusat
kota sudah ramai oleh calon penumpang. Kamipun berbaur bersama mereka untuk
bersama-sama menuju stasiun berikutnya.
 |
Stasiun metro di bandara Madrid |
Tujuan pertama adalah Sagrada Familia. Kami harus turun
di stasiun metro yang bernama sama. Gerimis menyambut ketika keluar dari
stasiun metro. Berbekal payung masing-masing, kamipun melangkah. Pandangan mata
langsung tertuju pada bangunan dengan arsitektur gaudi ini. Sungguh megah,
indah dan menawan dengan detil ukiran yang sangat beragam. Kami hanya mengagumi
dari batas luar pagar saja, terkendala waktu yang sedikit jadi kami putuskan
untuk tidak masuk ke dalam. Jalanan di sekitar mulai ramai walau masih sedikit
gerimis. Matahari mulai menanjak, membentuk sudut yang semakin dekat dengan 45
derajat. Ada rombongan turis dari Asia di belakang kami, mereka juga sibuk
mengabadikan gambar bangunan megah ini. Sayang di beberapa bagian sedang
direnovasi, jadi gambarannya tak sepenuhnya utuh. Tapi jangan khawatir, tetap
saja menarik. Di samping Sagrada Familia, terdapat deretan toko yang menjajakan
souvenir khas kota Madrid dan juga masakan tradisionalnya. Kami mampir sebentar
di salah satu toko souvenir untuk melihat-lihat. Tsomo membeli dua buah kaos
berlogo tim sepakbola Madrid untuk kedua adik laki-lakinya. Sedangkan Dian
membeli sebuah piring kecil untuk pajangan; itipan dari teman katanya. Aku
sendiri tak membeli satupun, karena belum ada yang menarik hati.
 |
Museum Reina Sofia |
 |
Stadion sepakbola kebanggaan Madrid |
Siang harinya sekembali dari
stadion, kami kembali lagi ke seputaran Sagrada Familia untuk makan siang. Pilihan
menu siang itu jatuh pada makanan yang bernama Paella Marinera. Ini adalah
salah satu makanan tradisional di Madrid, atau mungkin di bagian lain dari
Spanyol juga. Sebenarnya masakan ini simpel, kalau di Indonesia disebut nasi
goreng seafood. Persis sama, tapi mungkin ada bumbu khusus yang membedakan, aku
juga nggak paham. Rasanya gurih, tak ada rasa pedas sedikitpun. Disajikan
panas, langsung dari piring atau tepatnya wajan kecil. Dugaanku, setelah
digoreng setengah matang, nasi goreng ini kemudian dipanggang sebentar. Karena
bagian bawah nasinya sedikit lengket dengan wajan. Mungkin cara masaknya juga
yang membuat rasanya agak berbeda dengan nasi goreng biasa. Yang jelas, cukup
puas sudah bisa mencicipi salah satu masakan tradisional disini.
 |
Pose di depan Palacio Real, jam 7 pagi dan hujan
|
 |
Hop on Hop off, sightseeing bus |
No comments:
Post a Comment